A.
Sumber
Hukum Islam Secara Umum
Sumber
adalah rujukan dasar atau asal muasal. Sumber yang baik adalah sumber yang
memiliki sifat dinamis dan tidak pernah mengalami kemandegan. Sumber yang benar
bersifat mutlak, artinya terhindar dari nilai kefanaan.Ia menjadi pangkal,
tempat kembalinya sesuatu. Ia menjadi pusat, termpat mengalirnya sesuatu. Ia
menjadi sentral dari tempat bergulirnya suatu percikan. Ia juga menjadi pokok
dari pencahnya partikel-partikel yang berserakan.
Sumber
hukum Islam merupakan suatu rujukan atau dasar yang utama dalam pengambilan
hukum Islam. Sumber hukum Islam, artinya sesuatu yang menjadi pokok dari ajaran
islam. Sumber hukum Islam bersifat dinamis, benar, dan mutlak, serta tidak
pernah mengalami kemandegan, kefanaan, atau kehancuran. Adapun yang menjadi
hukum Islam, yaitu Al Quran, hadis, dan ijtihad
B.
Al-quran
Sebagai Sumber Hukum Islam yang Utama
Al
Quran merupakan sumber hukum yang pertama dalam Islam sehingga semua
penyelesaian persoalan harus merujuk dan berpedoman kepadanya. Berbagai
persoalan yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat harus
diselesaikandengan berpedoman pada Al Quran.
Hal
ini sebagaimana firman Allah dalam Surah An Nisa [4] ayat 59 sebagai berikut. Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Rasulullah
SAW dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah bersabda sebagai
berikut. “Aku tinggalkan kepadamu sekalian dua perkara. Apabila kamu berpegang
teguh kepada dua perkara tersebut niscaya kamu tidak akan tersesat selamanya.
Kedua perkara tersebut yaitu kitabullah (al-quran) dan sunnah rasul (hadits)
Al
Quran merupakan sumber hukum pertama yang dapat mengantarkan umat manusia
menuju kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat. Al Quran akan membimbing
manusia ke jalan yang benar.
Al
Quran sebagai Asy-Syifa merupakan obat penawar yang dapat menenangkan dan
menentramkan batin. Al Quran sebagai An Nur merupakan cahaya yang dapat
menerangi manusia dalam kegelapan. Al Quran sebagai Al Furqon merupakan sumber
hukum yang dapat membedakan antara yang hak dan batil.Selain itu, Al Quran
sebagai Al Huda merupakan petunjuk ke jalan yang lurus. Al Quran juga merupakan
rahmat bagi orang yang selalu membacanya.
C.
Ulumul
Quran
Kata
‘ulum jamak dari kata ‘ilmu. ‘Ilmu berarti al-fahmu wal idraak (faham dan
menguasai). Kemudian arti kata ini berubah menjadi: ‘permasalahan yang beraneka
ragam yang disusun secara ilmiah’.
Jadi,
yang dimaksud dengan ‘uluumul qur’an ialah ilmu yang membahas masalah-masalah
yang berhubungan dengan Al-Quran dari segi asbaabu nuzuul (sebab-sebab turunnya
al-qur’an), pengumpulan dan penertiban Qur’an, pengetahuan tentang surah-surah
Mekah dan Madinah, an-nasikh wal mansukh, al-muhkam wal mutasyaabih dan lain
sebagainya yang berhubungan dengan Qur’an. Terkadang ilmu ini dinamakan juga
ushuulu tafsir (dasar-dasar tafsir) karena yang dibahas berkaitan dengan
beberapa masalah yang harus diketahui oleh seorang Mufassir sebagai sandaran
dalam menafsirkan Qur’an.
Objek Pembahasan ‘Ulumul Qur’an
Objek
Pembahasan ‘ulumul Qur’an dibagi menjadi tiga bagian besar:
-
Pertama, sejarah dan perkembangan
‘ulumul Qur’an, meliputi: sejarah rintisan ‘ulumul quran di masa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, sahabat, tabi’in, dan perkembangan selanjutnya
lengkap dengan nama-nama ulama dan karangannya di bidang ulumul quran di setiap
zaman dan tempat.
-
Kedua, pengetahuan tentang Al-Quran,
meliputi : Makna Quran, Karakteristik Al-Quran, Nama-nama al-Quran, Wahyu,
Turunnya Al-Quran, Ayat Makkah dan Madinah, Asbabun Nuzul, dan seterusnya.
-
Ketiga, metodologi penafsiran Al-Quran,
meliputi: Pengertian Tafsir dan Takwil, Syarat-syarat Mufassir dan
Adab-adabnya, Sejarah dan Perkembangan ilmu tafsir, Kaidah-kaidah dalam
penafsiran Al-Quran, Muhkam dan Mutasyabih, Aam dan Khoos, Nasikh wa Mansukh,
dan seterusnya.
No comments:
Post a Comment